Hari ini, menurut jadwal, mestinya saya membuat tulisan tentang pendidikan. Ingin hati mengetik, tapi pikiran ini tidak mau diajak kompromi untuk sejenak mengikuti tarian jari-jari. Walhasil, apa yang saya ketik ini hanya berupa jari-jari yang menari dengan tidak dilandasi pikiran utuh. Maka jikalau ada kekurangan, itu karena penulis sendiri, bukan atas nama Bumi Cendekia Ilmu.
Sebenarnya ada yang membuat pikiran ini berkecamuk, tidak ada permasalahan serius sebenarnya, Cuma dari tadi otak ini terputar-putar pada satu kata. “tawadhu’”. Sebuah kata yang selama ini diartikan sebagai tingkat kepatuhan seseorang kepada orang lain, bisa jadi kepada orang yang lebih tua, bisa juga kepada orang tua, bisa juga kepada teman sebaya yang memiliki kelebihan atau bisa juga kepada Guru. Di sisi lain, tawadhu’ seringkali juga diartikan sebagai totalitas kepatuhan (lebih…)